Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (al-Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan fahsya’ dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. 29:45)
Maha benar allah SWT dengan
firmannya. Kalau orang yang
beriman pasti percaya bahwa Allah nggak bakalan
berbohong dengan ayat-ayatnya. Tetapi kalau kita lihat dalam kehidupan
sehari-hari banyak orang sholat, tapi kok perbuatannya masih banyak yang nggak
bener ya? Bukankah sholat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar ? Kalau sudah rajin sholat,
tetapi masih melakukan perbuatan yang nggak bener, berarti sholatnya yang nggak
bener dong ? Mungkin selama ini kita baru mengerjakan sholat, belum mendirikan
sholat. Artinya kita belum melaksanakan sholat dengan baik. Jangan jangan kita
termasuk umat yang sia-sia dalam mengerjakan sholat karena kita termasuk pencuri
sholat?
Rasulullah menyebutnya dengan istilah “pencuri yang paling jahat” bagi muslim
yang tidak menyempurnakan shalatnya. Tidak menyempurnakan rukuk dan sujudnya.
Dalam redaksi Ahmad & ath-Thayalisi, Dari Abu Hurairah radhiallahu’
anhu berkata: “Kekasihku Rasulullah sallalloohu ‘alaihi wa sallam
melarangku bersujud dengan cepat seperti halnya ayam yang mematuk makanan,
menoleh-noleh seperti musang dan duduk seperti kera.”
Artinya tergesa-gesa dalam melaksanakan shalat adalah sebuah
kesalahan dalam menjalankan shalat. Siapa saja yang mencuri shalat, maka amal
ibadahnya menjadi sia-sia di mata Allah. Lebih dahsyat lagi, orang yang mencuri
shalat dianggap tidak beragama, “Kamu melihat orang ini, jika dia mati, maka
matinya tidak termasuk mengikuti agama Muhammad SAW, dia menyambar shalatnya
seperti burung elang menyambar daging.” (HR. Ibnu Huzaimah).
Seorang muslim harus menjaga shalatnya, karena memang amal
yang pertama kali dihisab di hari kiamat adalah shalat. Untuk menghindari
mencuri dalam shalat, kita perlu mengetahui salah satu rukun dalam shalat yaitu
Thuma’ninah. Thuma’ninah adalah diam beberapa saat setelah
tenangnya anggota-anggota badan.
Diriwayatkan, ada seorang lelaki yang masuk ke dalam masjid
di waktu Rasulullah SAW sedang duduk. Lalu orang itu melaksanakan shalat.
Setelah itu ia memberi salam kepada Rasulullah SAW., tetapi Nabi menolaknya
seraya bersabda, “Ulangi shalatmu, karena (sesungguhnya) kamu belum
shalat!”
Kemudian lelaki itu mengulangi shalatnya. Setelah itu ia
datang dan memberi salam kepada Rasulullah, tetapi Nabi SAW menolaknya sambil
berkata, “Ulangilah shalatmu, (sebenarnya) kamu belum shalat!”
Laki-laki itu pun mengulangi shalat untuk ketiga kalinya.
Selesai shalat ia kembali memberi salam kepada Nabi SAW. Tetapi lagi-lagi
beliau menolaknya, dan bersabda, “Ulangilah shalatmu, sebab kamu itu belum
melakukan shalat!”
“Demi Dzat yang telah mengutusmu dengan benar wahai
Rasulullah, Inilah shalatku yang terbaik. Sungguh, aku tak bisa melakukan lebih
dari ini, maka ajarkanlah shalat yang baik kepadaku,”
tanya lelaki itu.
“Apabila kamu berdiri (untuk melakukan) shalat, hendaklah
dimulai dengan takbir, lalu membaca ayat-ayat Al Qur’an yang engkau anggap
paling mudah, lalu rukuklah dengan tenang, kemudian beri’tidallah dengan tegak,
lalu sujudlah dengan tenang dan lakukanlah seperti ini pada shalatmu semuanya.”
(HR. Bukhari)
Rasulullah benar-benar memperhatikan hal ini, sehingga
dengan tegas meminta salah seorang sahabat mengulang shalatnya hingga tiga kali
karena meninggalkan ketenangan atau thuma’ninah dalam shalat. Apabila meninggalkan
thuma’ninah dalam shalat berarti shalat menjadi tidak sah. Ini sungguh
persoalan yang sangat serius. Rasulullah bersabda, “Tidak sah shalat seseorang,
sehingga ia menegakkan (meluruskan) punggungnya ketika ruku’ dan sujud” (HR.
Abu Dawud: 1/ 533)
Semoga kita senantiasa memperbaiki shalat kita, agar tujuan
shalat yang tertuang dalam Al Qur’an surat Al-’Ankabuut ayat 45 benar-benar
dapat terwujud. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Wallahu a’lam bis showab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar